155 Kata-Kata 'Move On' dari Patah Hati, Bangkit dan Jadi Kuat


Postingan.com — Rasanya berat, ya? Seperti ada bagian dari dirimu yang hilang, dan meninggalkan ruang kosong yang anehnya terasa begitu sesak. Patah hati memang seperti itu. Ia datang tanpa permisi, mengubah tawa menjadi jeda panjang, dan membuat lagu-lagu ceria terdengar sumbang. Tiba-tiba, masa depan yang tadinya jelas, kini buram.

Wajar sekali jika kamu merasa duniamu runtuh. Tapi, sekacau apa pun rasanya sekarang, ingat satu hal: ini bukan akhir. Ini adalah jeda. Sebuah tikungan tajam yang memaksamu berhenti sejenak, menata napas, sebelum akhirnya kembali berjalan. Proses 'move on' bukanlah balapan lari. Ini adalah perjalanan sunyi menemukan kembali dirimu yang mungkin sempat terlupa saat bersamanya.

Tidak ada tombol ajaib untuk mempercepat waktu. Yang ada hanyalah proses. Dan dalam proses itu, kadang kita butuh pegangan. Sesuatu untuk mengingatkan bahwa kita tidak sendirian, dan bahwa kita bisa melewatinya. Artikel ini bukan obat, tapi mungkin bisa jadi teman perjalanan. Kumpulan kata-kata 'move on' dari patah hati ini dirangkai untuk menemanimu di setiap fasenya—dari yang paling gelap, hingga kamu siap bangkit dan jadi kuat.

Fase 1: Menghadapi Realita (Saat Hati Masih Berkata ‘Kenapa?’)

Tahap paling awal seringkali yang paling perih. Ini adalah momen di mana kenyataan menghantam telak. Logika bilang "sudah berakhir", tapi hati masih sibuk mencari celah untuk "seandainya". Di fase ini, kamu tidak perlu pura-pura kuat. Kamu hanya perlu jujur pada perasaanmu. Mengakui bahwa kamu terluka adalah langkah pertama untuk sembuh.

Jangan lari dari kesedihan. Duduklah bersamanya sejenak. Biarkan air mata jatuh jika itu yang kamu butuhkan. Menyangkal rasa sakit hanya akan membuatnya bertahan lebih lama, bersembunyi di sudut hatimu, dan menunggu waktu yang salah untuk meledak. Hadapi. Akui. Rasakan.

Mengizinkan Diri Sendiri untuk Merasa Terluka

Kamu manusia, bukan robot. Merasa hancur setelah kehilangan sesuatu yang kamu anggap penting itu sangat wajar. Izinkan dirimu berduka. Jangan biarkan orang lain mendikte seberapa cepat kamu harus pulih. Proses ini milikmu, dan kamu yang menentukan temponya.

Realita adalah Kunci, Bukan Musuh

Berhenti memutar ulang kenangan indah atau menganalisis di mana letak kesalahan. Itu hanya akan membuatmu terjebak. Realita saat ini adalah: ceritanya sudah usai. Menerima kenyataan pahit ini adalah fondasi awal untuk membangun 'kamu' yang baru. Ini berat, tapi ini perlu.

Berikut adalah kata-kata 'move on' yang mungkin mewakili perasaanmu di fase ini:

  1. Rasanya sakit. Dan itu valid.
  2. Menangis bukan lemah. Itu proses membersihkan luka.
  3. Bab ini sudah selesai. Terima.
  4. Beberapa cerita memang tidak untuk selamanya.
  5. Kamu berduka atas apa yang seharusnya terjadi.
  6. Kehilangan ini nyata.
  7. Jantungmu butuh waktu untuk mengerti apa kata otak.
  8. Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja hari ini.
  9. Luka ini ada. Jangan pura-pura tidak melihatnya.
  10. Dia sudah pergi. Kamu masih di sini.
  11. Jangan mencari dia di keramaian lagi.
  12. Hentikan "seandainya". Mulai "sekarang".
  13. Rindu itu wajar. Menyerah padanya yang salah.
  14. Pintu itu sudah tertutup. Berhentilah mengintip.
  15. Kenangan itu ada, tapi hidupmu di depan.
  16. Kamu tidak gagal. Kamu hanya selesai.
  17. Biarkan hujan. Pelangi butuh itu.
  18. Menerima adalah langkah pertama melepaskan.
  19. Ruang kosong itu ada untuk diisi, nanti.
  20. Bernapas. Satu tarikan napas dalam satu waktu.
  21. Kamu boleh merindukan masa lalu. Jangan kembali.
  22. Hati yang patah adalah bukti kamu pernah tulus.
  23. Jangan salahkan dirimu atas pilihan orang lain.
  24. Ini bukan akhir duniamu. Ini akhir babnya.
  25. Dia memilih pergi. Pilih dirimu untuk bertahan.
  26. Kesedihan adalah tamu. Jangan biarkan menginap selamanya.
  27. Kamu sedang dalam proses kalibrasi hati.
  28. Biarkan perihnya terasa. Itu tanda penyembuhan dimulai.
  29. Kamu kehilangan dia, jangan sampai kehilangan dirimu juga.
  30. Terima kasih sudah pernah ada. Sekarang, cukup.
  31. Lepaskan harapan bahwa masa lalu akan berubah.
  32. Dia adalah pelajaran, bukan tujuan akhir.
  33. Kamu lebih kuat dari rasa sakit ini.
  34. Patah hati ini nyata. Begitu pula kekuatanmu.
  35. Berhenti bertanya "kenapa". Mulai bertanya "apa selanjutnya?".
  36. Hari ini berat. Besok, mungkin sedikit lebih ringan.
  37. Kamu tidak hancur. Kamu hanya sedang ditata ulang.
  38. Yang hilang biar hilang. Jangan ikut menghilang.
  39. Rasakan sakitnya, lalu bangun.
  40. Kehilangan ini nyata. Begitu pula kesempatan barumu.

Setelah kamu mengizinkan dirimu merasakan sedih, biasanya akan muncul emosi lain yang lebih meledak-ledak. Bisa jadi amarah, kekecewaan, atau rasa tidak adil. Ini adalah fase di mana kamu mulai mempertanyakan banyak hal, bukan lagi hanya meratapi. Ini adalah tanda bahwa kamu mulai melawan, dan itu bagus. Kamu mulai beralih dari korban menjadi pejuang.

Fase 2: Melepaskan Beban (Memaafkan yang Tak Bisa Diubah)

Jika fase pertama adalah tentang menerima kesedihan, fase kedua adalah tentang mengelola kemarahan. Wajar jika kamu merasa marah. Marah pada keadaan, marah padanya, atau bahkan marah pada dirimu sendiri. Amarah adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang penting bagimu telah dilanggar. Tapi, kemarahan ibarat api; ia bisa menghangatkan, tapi juga bisa membakar hangus.

Di sinilah pentingnya melepaskan. Melepaskan bukan berarti kamu setuju dengan apa yang terjadi. Melepaskan berarti kamu memilih untuk tidak lagi membiarkan kejadian itu mengendalikan emosimu. Ini adalah tentang mengambil kembali kendali atas dirimu. Ini adalah tentang memaafkan, yang seringkali, lebih berat dari melepaskan.

Amarah Itu Energi, Salurkan dengan Bijak

Jangan pendam amarahmu. Salurkan. Tulis di jurnal, berolahraga, teriak di tempat sepi, atau bicara pada sahabat. Mengubah energi destruktif itu menjadi sesuatu yang konstruktif adalah kemenangan kecil yang sangat berarti. Jangan biarkan amarah itu mengeras jadi dendam.

Memaafkan: Kado untuk Diri Sendiri

Banyak yang salah paham. Memaafkan bukan untuk dia. Memaafkan itu untukmu. Memaafkan adalah keputusan sadar untuk berhenti membawa beban masa lalu. Itu seperti kamu melepas ransel berisi batu yang selama ini kamu pikul. Kamu tidak melupakan, tapi kamu memilih untuk tidak lagi terikat oleh rasa sakit itu.

Berikut adalah kata-kata 'move on' yang membantumu melepaskan beban:

  1. Jangan simpan dendam. Itu racun di dalam ranselmu.
  2. Dia bukan milikmu lagi. Lepaskan genggamannya.
  3. Memaafkan: Melepas jangkar yang menahanmu.
  4. Kamu berhak damai. Maafkan, lalu pergi.
  5. Marah itu perlu. Terjebak di dalamnya, jangan.
  6. Setiap kamu memikirkannya, kamu memberinya kekuatan.
  7. Balas dendam terbaik? Menjadi bahagia tanpanya.
  8. Dia adalah bab yang sudah selesai dibaca. Tutup bukunya.
  9. Jangan biarkan kesalahan dia merusak masa depanmu.
  10. Kamu tidak bisa mengubah masa lalu. Kamu bisa meresponsnya.
  11. Energi yang kamu pakai untuk membenci, pakai untuk mencintai diri.
  12. Melepaskan bukan kalah. Itu menang atas egomu.
  13. Dia memilih jalannya. Sekarang pilih jalanmu.
  14. Kamu terlalu berharga untuk diikat oleh amarah.
  15. Memaafkan adalah membebaskan seorang tahanan: dirimu sendiri.
  16. Berhenti mencari jawaban. Ciptakan kedamaianmu.
  17. Hatimu bukan tempat sampah untuk menyimpan kecewa.
  18. Ikhlas. Satu kata berat yang melegakan.
  19. Semakin erat kamu pegang, semakin sakit. Lepaskan.
  20. Kamu tidak bertanggung jawab atas kebahagiaannya lagi.
  21. Dia mungkin tidak menyesal. Tapi kamu harus 'move on'.
  22. Jangan biarkan dia menang dua kali: saat pergi, dan saat kamu membenci.
  23. Hapus kontaknya. Hapus bebannya.
  24. Kamu tidak perlu pemahamannya untuk sembuh.
  25. Terima kasih atas pelajarannya. Selamat tinggal.
  26. Pagar yang kamu bangun karena dia, jangan kurung dirimu.
  27. Beberapa orang hanya singgah untuk menguji.
  28. Lepaskan. Udara segar menunggu di luar.
  29. Bukan memaafkan perbuatannya. Memaafkan dirimu karena terus mengingat.
  30. Kamu tidak bisa membangun masa depan jika sibuk melihat spion.
  31. Hatimu layak diisi hal baik, bukan ampas masa lalu.
  32. Kamu tidak bisa mengontrol dia. Kamu bisa mengontrol reaksimu.
  33. Sakit hatimu nyata. Tapi jangan jadikan itu identitas.
  34. Dia bukan pusat semesta. Kamu.
  35. Jangan biarkan bayangannya lebih besar dari aslinya.
  36. Berhenti berharap dia kembali. Mulai berharap kamu pulih.
  37. Luka itu ada. Tapi dia tidak mendefinisikanmu.
  38. Memaafkan itu menggeser fokus: dari dia, ke kamu.
  39. Ikhlas adalah level tertinggi dari 'move on'.
  40. Kamu sudah cukup menderita. Saatnya berhenti.

Ketika beban amarah dan kecewa itu mulai terangkat, kamu akan merasakan sesuatu yang baru: ruang. Ada ruang kosong di hatimu, di pikiranmu, dan di harimu. Dulu, ruang itu diisi oleh dia. Sekarang, ruang itu milikmu seutuhnya. Pertanyaannya, akan kamu isi dengan apa ruang berharga itu? Di sinilah perjalanan 'move on' yang sesungguhnya dimulai.

Fase 3: Membangun Ulang (Menemukan ‘Kamu’ yang Baru)


Baca Juga: 101 Kutipan Kecewa Mendalam, Quotes Galau Dikhianati Cinta

Ini adalah fase favorit. Fase di mana kamu berhenti melihat ke belakang dan mulai fokus pada apa yang ada di depanmu. Ini adalah momen 'rebuilding' atau membangun ulang. Patah hati, sepahit apa pun itu, seringkali adalah proses renovasi paksa. Ia meruntuhkan bangunan lama agar kamu bisa membangun sesuatu yang baru, yang lebih kokoh, yang lebih 'kamu'.

Di fase ini, fokusmu bergeser total. Dari "kenapa dia pergi?" menjadi "siapa diriku sekarang?". Kamu mulai menemukan kembali hobi yang lama terlupakan, menghubungi teman-teman yang mungkin sempat terabaikan, dan mencoba hal-hal baru yang selalu ingin kamu lakukan. Ini adalah fase di mana kamu 'jatuh cinta lagi', tapi kali ini, dengan dirimu sendiri.

Jatuh Cinta Lagi, Kali Ini dengan Diri Sendiri

Perlakukan dirimu seperti kamu memperlakukan orang yang kamu cintai. Beri dirimu pujian, rawat tubuhmu, beri nutrisi pada pikiranmu. *Self-love* bukan hanya soal maskeran atau spa. *Self-love* adalah tentang menghargai dirimu, menetapkan batasan yang sehat, dan tidak lagi menerima perlakuan kurang dari yang seharusnya kamu dapatkan.

Mengisi Waktu, Mengisi Hati

Daripada melamun, lebih baik bergerak. Olahraga, belajar bahasa baru, ikut kelas melukis, *traveling* sendirian. Saat kamu sibuk bertumbuh, kamu tidak punya waktu untuk meratapi yang telah lalu. Kamu sedang sibuk menciptakan versi terbaik dari dirimu. Ini adalah cara 'move on' dari patah hati yang paling ampuh.

Psikolog Richard G. Tedeschi dan Lawrence Calhoun mengenalkan konsep 'Post-Traumatic Growth' (Pertumbuhan Pasca-Trauma). Ini adalah gagasan bahwa penderitaan besar—seperti patah hati yang traumatis—bisa menjadi katalisator untuk pertumbuhan pribadi yang luar biasa. Saat duniamu terguncang, kamu dipaksa mengevaluasi ulang segalanya: prioritasmu, hubunganmu, dan pandanganmu tentang hidup. Hasilnya, banyak orang yang melaporkan merasa lebih kuat, lebih bijak, dan lebih menghargai hidup setelah melewati masa sulit.

Ini adalah kata-kata 'move on' untuk fase membangun ulang:

  1. Fokus ke dirimu. Yang lain hanya bonus.
  2. Patah hati adalah renovasi diri.
  3. Kamu utuh, bahkan tanpanya.
  4. Jatuh cinta dengan proses menjadi dirimu yang terbaik.
  5. Bab baru tidak bisa dimulai jika kamu terus membaca bab lama.
  6. Saatnya menyirami rumput di halamanmu sendiri.
  7. Siapa kamu, jika kamu tidak sedang mencintai dia? Cari tahu.
  8. Kamu sedang tidak 'move on'. Kamu sedang 'level up'.
  9. Energi yang dulu untuk dia, sekarang investasi untukmu.
  10. Jadilah seseorang yang kamu banggakan.
  11. Kenali dirimu lagi. Kamu mungkin sudah berubah.
  12. Beberapa 'selamat tinggal' adalah 'selamat datang' untuk dirimu.
  13. Hidupmu terlalu berharga untuk dijeda oleh satu orang.
  14. Lakukan satu hal baru yang menakutkanmu.
  15. Kamu adalah proyek terbaik yang pernah kamu kerjakan.
  16. Bahagiamu, tanggung jawabmu. Bukan dia, bukan orang lain.
  17. Sendiri bukan berarti kesepian. Itu berarti bebas.
  18. Isi cangkirmu sendiri. Jangan menunggu orang lain mengisinya.
  19. Kencan dengan dirimu sendiri. Kamu menyenangkan.
  20. Kamu bukan pilihan kedua. Kamu adalah prioritas utama.
  21. Dunia tidak berhenti berputar. Kamu juga jangan.
  22. Patah hati memberimu kesempatan bertemu dirimu lagi.
  23. Rawat dirimu. Mental dan fisik.
  24. Masa depanmu memanggil. Jangan biarkan dia menunggu.
  25. Kamu lebih dari sekadar "mantannya seseorang".
  26. Apa hobi yang kamu tinggalkan karenanya? Mulai lagi.
  27. Kekuatanmu bukan pada melupakan. Tapi pada bertumbuh.
  28. Jadilah versi dirimu yang tidak akan dia kenali lagi.
  29. Cahayamu tidak redup karena dia pergi. Nyalakan lagi.
  30. Standar barumu: Kebahagiaanmu dulu.
  31. Kamu sedang menulis ulang ceritamu. Buat jadi bagus.
  32. Bangun tidur untuk dirimu, bukan untuk memikirkannya.
  33. Kamu sedang dalam proses 'glow up' terbesar.
  34. Sendiri itu kesempatan untuk mandiri seutuhnya.
  35. Ternyata, kamu bisa bahagia tanpanya.
  36. Fokus pada apa yang kamu bisa kontrol: dirimu.
  37. Jadilah alasanmu sendiri untuk tersenyum.
  38. Kamu sedang berevolusi.
  39. Versi terbaikmu sedang dibangun.
  40. Kamu sudah bertahan sejauh ini. Kamu hebat.

Setelah kamu berhasil membangun kembali fondasimu, kamu akan merasa berbeda. Kamu akan merasa lebih utuh, lebih percaya diri, dan lebih damai. Luka itu mungkin masih ada bekasnya, tapi sudah tidak lagi perih saat disentuh. Ini adalah tanda bahwa kamu hampir sampai di garis akhir. Kamu tidak lagi hanya bertahan; kamu siap untuk benar-benar hidup kembali.

Fase 4: Melangkah Maju (Siap untuk Cerita yang Baru)

Ini adalah fase di mana kata 'move on' bukan lagi tujuan, tapi kenyataan. Kamu tidak lagi menghitung hari sejak perpisahan. Kamu tidak lagi mengecek sosial medianya. Kamu tidak lagi tersentak saat mendengar namanya. Kamu mungkin masih mengingatnya, tapi rasanya sudah biasa saja. Seperti mengingat teman lama yang sudah lama tidak kamu temui.

Di fase ini, kamu tidak hanya sembuh. Kamu menjadi lebih kuat. Patah hati itu telah mengajarimu banyak hal: tentang batas dirimu, tentang apa yang kamu cari, dan tentang apa yang tidak akan pernah kamu toleransi lagi. Kamu siap untuk masa depan, bukan karena kamu putus asa mencari pengganti, tapi karena kamu sudah utuh dengan dirimu sendiri.

Luka Itu Menjadi Bagian dari Kekuatan

Bekas luka bukanlah sesuatu yang harus disembunyikan. Itu adalah pengingat bahwa kamu telah melewati sesuatu yang berat dan kamu selamat. Itu adalah bukti kekuatanmu. Kamu tidak lagi rapuh. Kamu kini lebih bijak, lebih tangguh, dan lebih mengerti cara kerja hati.

Membuka Hati, Bukan Berarti Membuka Luka Lama

Siap melangkah maju bukan berarti kamu sembrono membuka hati. Justru sebaliknya. Kamu sekarang lebih selektif. Kamu tahu 'red flags' dan kamu tahu apa yang kamu inginkan. Kamu siap untuk hubungan baru yang sehat, yang didasari oleh dua individu utuh, bukan dua individu patah yang saling mencari tambalan.

Ini adalah kata-kata 'move on' untuk kamu yang siap bangkit dan jadi kuat:

  1. Yang patah tumbuh, yang hilang berganti.
  2. Siap untuk halaman baru.
  3. Jantungmu sudah lebih kuat sekarang.
  4. Masa lalu adalah pelajaran, bukan hukuman seumur hidup.
  5. Kamu berhasil. Kamu melewatinya.
  6. Bekas luka ini adalah peta kekuatanmu.
  7. Masa depan terlihat cerah.
  8. Kamu bukan lagi orang yang sama. Kamu lebih baik.
  9. Terima kasih, luka. Kamu membuatku kuat.
  10. Siap untuk petualangan baru.
  11. Dia adalah bagian dari sejarahmu, bukan takdirmu.
  12. Lihat sekeliling. Banyak hal baik menunggumu.
  13. Kamu tidak lagi mencari. Kamu siap ditemukan.
  14. 'Move on' bukan melupakan. Tapi mengingat tanpa rasa sakit.
  15. Kamu selamat.
  16. Kamu adalah bukti bahwa hati bisa sembuh.
  17. Jangan takut jatuh cinta lagi.
  18. Tapi kali ini, cintai dengan lebih bijak.
  19. Energi baru, hidup baru.
  20. Kamu sudah selesai dengan masa lalu.
  21. Dia hanya satu bab. Bukumu masih panjang.
  22. Kamu utuh. Kamu cukup. Kamu siap.
  23. Bawa pelajarannya, tinggalkan rasa sakitnya.
  24. Tersenyumlah. Kamu pantas mendapatkannya.
  25. Hari-hari baik ada di depan.
  26. Kamu sudah memaafkan dia. Kamu sudah memaafkan dirimu.
  27. Cerita baru sedang menanti untuk ditulis.
  28. Kamu adalah arsitek dari kebahagiaanmu.
  29. Jangan biarkan satu cerita buruk merusak keseluruhan buku.
  30. Kamu tidak lagi bersembunyi. Kamu bersinar.
  31. Selamat datang di versi terkuat dirimu.
  32. Bunga baru akan mekar.
  33. Kamu sudah melewati badai. Nikmati mataharinya.
  34. Yang terbaik belum datang.
  35. Kamu berhasil. Kamu kuat.

Tentu saja, 155 kata-kata 'move on' ini adalah alat bantu. Mereka adalah pengingat di kala kamu lupa betapa kuatnya dirimu. Tapi, 'move on' yang sesungguhnya adalah aksi. Kata-kata butuh tindakan nyata untuk membuatnya jadi kenyataan. Proses ini bukan hanya tentang apa yang kamu pikirkan, tapi juga tentang apa yang kamu lakukan.

Cara 'Move On' Selain Kata-Kata


Baca Juga: 150 Kata-Kata Galau Bikin Baper, Menyentuh Hati yang Terdalam

Inspirasi dan motivasi itu penting, tapi tanpa eksekusi, kamu hanya akan berputar di tempat yang sama. Menggunakan kata-kata 'move on' dari patah hati sebagai bahan bakar itu bagus, tapi mobilnya tetap harus kamu kemudikan. Ada beberapa langkah praktis yang bisa mempercepat proses penyembuhanmu dan membantumu bangkit jadi kuat.

Kekuatan 'No Contact': Batasan untuk Waras

Ini mungkin yang tersulit tapi paling efektif. Berhenti menghubunginya. Berhenti mengecek media sosialnya. Hapus nomornya jika perlu. 'No contact' bukan permainan untuk membuatnya rindu. Ini adalah cara radikal untuk memberimu ruang dan waktu untuk sembuh tanpa distraksi. Kamu tidak bisa menyembuhkan luka jika kamu terus menyentuhnya.

Ciptakan Rutinitas Baru, Ciptakan Hidup Baru

Pola hidupmu mungkin banyak berubah setelah perpisahan. Daripada meratapi kekosongan di akhir pekan, isi dengan rutinitas baru. Mulai lari pagi, ikut komunitas buku, atau ambil kursus yang tidak ada hubungannya dengan masa lalumu. Menciptakan rutinitas baru membantu otakmu membentuk jalur baru, jalur yang tidak lagi terhubung dengannya.

Cerita pada yang Tepat (Support System)

Jangan memendamnya sendirian. Bicaralah. Tapi, pilih siapa yang kamu ajak bicara. Ceritakan pada sahabat yang mau mendengarkan tanpa menghakimi, atau pada profesional seperti psikolog. Hindari bercerita pada orang yang hanya akan membandingkan atau menyalahkanmu. Kamu butuh validasi dan dukungan, bukan penghakiman.

Hargai Prosesnya, Jangan Paksa Waktunya

Akan ada hari-hari baik di mana kamu merasa sudah sepenuhnya 'move on'. Tapi, akan ada juga hari-hari buruk di mana kamu tiba-tiba teringat dan merasa sedih lagi. Itu normal. Itu namanya 'relapse', dan itu bagian dari proses. Jangan marahi dirimu saat itu terjadi. Peluk dirimu, akui perasaanmu, lalu ingat lagi bahwa kamu sedang dalam perjalanan.

Penutup: Kamu Sudah Lebih Kuat dari Kemarin

Perjalanan 'move on' dari patah hati adalah salah satu perjalanan paling personal dan transformatif dalam hidup. Tidak ada jalan pintas, dan tidak ada dua cerita yang sama persis. Kamu akan merasa tersesat, marah, sedih, sebelum akhirnya menemukan dirimu kembali—versi yang lebih bijak dan lebih tangguh.

Biarkan kata-kata 'move on' tadi menjadi jangkar pengingat. Bahwa rasa sakit itu sementara, tapi kekuatan yang kamu bangun dari proses ini akan bertahan selamanya. Kamu tidak hancur. Kamu sedang dibentuk ulang.

Teruslah melangkah, sekecil apa pun langkah itu setiap harinya. Suatu hari nanti, kamu akan melihat ke belakang dan tersenyum, bukan karena kamu sudah melupakannya, tapi karena kamu bangga pada dirimu yang berhasil melewatinya. Semoga daftar kata-kata tadi menemanimu. Mana yang paling terasa "kamu banget" hari ini?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak